Menetes peluhku janganlah kau acuhkan
Rasakan sedikit agar kau tahu pahitnya aku
Ucap belenggumu janganlah kau makan
Teguklah rasaku agar kau tersadar
Jangan biarkan belenggumu mengencang
Mengalahkan untaian rasamu yang kau ucap tak terhingga untukku
Coba sentuh sedikit aku di sini
Seperti dulu kau belai jiwaku, kau genggam nadiku
Kenanglah manis canda yang dulu kau bangga
Layaknya dulu senantiasa kau tenggak sukma
Terjagalah sejenak demi kita
Bagaimana dulu kita menatap terbit mentari penuh senyum bahagia
Rabalah detak jantungku
Sebagaimana engkau peluk nafasku dulu
Rasakan aliran darahku saat ini
Seindah dulu kau kecup nadiku
Perjuangkan kita, kasih
Semegah genderang cinta yang kau tabuh waktu itu
Janganlah melemah, kasih
Tegaplah seperti saat kau ucap cinta aku
Cobalah sejenak berjalan mundur
Jejaki tapak kakimu yang kau ukir di hatiku
Rasakan benih api pengorbanan yang kau tebar untukku
Peluklah lagi debu – debu yang kita kumpulkan bersama
Ciumlah hembusan nafas ucap mesramu ketika itu
Kerik lagi jantungmu dan lihatlah aku
Gali lagi ingatanmu dan sentuhlah kenangan kita yang tertunduk di situ
Kais lagi otakmu dan temukan namaku
Buka lagi lemarimu dan temukan sisa kulitku di bajumu
Genggam tanganmu dan temukan sidik jariku di situ
Rabalah dinding hatimu dan selamatkan senyumku di sana
Jangan biarkan aku berjuang sendiri, kasih
Tengoklah aku sedikit
Tengok hatiku yang tersedu
Tengoklah aku terisak mengukir namamu dengan kukuku
Memar di tubuhku jangan kau acuhkan
Lebam di hatiku jangan kau biarkan
Butiran perih yang mengalir itu tolong kau hentikan
Kais lagi otakmu, kasih
Love My Nobitaa, [11.06.2011]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar